Grand Corruption dan Defisit Demokrasi: Studi Kasus KTP Elektronik

Penulis

  • Sapto Waluyo STT Terpadu Nurul Fikri

DOI:

https://doi.org/10.54914/jit.v2i1.63

Abstrak

Korupsi sistemik dan endemik telah melanda Indonesia sejak lama. Bahkan, pasca reformasi 1998, proses demokratisasi tidak mampu menekan gejala korupsi. Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan penting, bagaimana dampak korupsi bagi efektivitas lembaga-lembaga demokrasi? Fenomena defisit demokrasi muncul di tengah merebaknya korupsi yang telah menggerus kepercayaan publik di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Analisis liputan media dan data sekunder dilakukan untuk menyorot studi kasus korupsi KTP Elektronik bedasarkan tiga pendekatan utama: legal, institusional dan politikal. Hasil analisis perbandingan menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif untuk mengkaji akar masalah korupsi berskala besar (grand corruption). Penelitian ini menguji daya eksplanasi teori-teori sosiologi korupsi dalam menguraikan kasus aktual.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Diterbitkan

16-11-2016

Cara Mengutip

Waluyo, S. (2016). Grand Corruption dan Defisit Demokrasi: Studi Kasus KTP Elektronik. Jurnal Informatika Terpadu, 2(2). https://doi.org/10.54914/jit.v2i1.63

Terbitan

Bagian

Artikel